Kamis, 11 Februari 2016

Perpisahan Malam Hari

Pada malam yang berdampingan dengan bulan
Belum juga kita dipisahkan kereta terakhir yang terburu-buru datang
Sudah kutemukan pekat rindu disana
Di bawah bulan, di depan gerbong kereta
Kita berjanji untuk bertemu lagi esok hari
Setelah malam ini terlewati dengan beribu peluk dan cium
Besok kita akan mengulanginya di tempat yang sama
Sesaat sebelum kereta berangkat kamu masih sempat mencium leherku, mengatakan jangan pergi
Lalu hangat nafasmu perlahan menghilang ditelan deru suara kereta
Selamat malam sayang
Pulanglah ke rumah kekasihmu dan tidurlah yang nyenyak bersamanya, memimpikanku
Seperti pacarku yang telah menunggu bersama sebotol bir dan sebuah ciuman di rumahnya, yang mirip ciumanmu
Jangan lupa hapus bersih lipstikku dari pakaianmu
Seperti aku semprotkan parfum banyak-banyak untuk menyamarkan bau rokokmu
Besok kita ketemu lagi dalam gelapnya rahasia dan sunyinya malam
Jangan sampai ada yang tahu pertemuan kita, kasihan nanti mereka patah hati

Tokyo, 12 Februari 2016
00:56
Ngopo jal? :p

Sabtu, 06 Februari 2016

527

Pada yang harus diucapkan selamat tinggal
Setelah dua kali empat musim berlalu
Mungkin delapan kali harus mengucapkan selamat tinggal
Disini bersemayam cinta, luka, bahagia, tak lupa air mata
Tempat menanamkan cinta yang dalam padanya
Tempat menguapkan air mata tanpa sebab, juga karenanya
Tempat melihat helai daun sakura diterbangkan angin ditimpa cahaya senja
Persis seperti adegan sinetron di televisi yang sejenak jadi nyata
Tempat merasakan sejuk angin yang melewati kaki di terik musim panas
Tempat mengejar senja musim gugur sambil membayangkan cinta indah yang begitu jauh tak tersampaikan, yang masih juga padanya
Tempat menggigil kedinginan sambil melihat salju yang kelihatannya selembut kapas turun satu satu
Lalu ada doa setiap hari biar waktu berhenti barang satu detik
Biar semua yang besar dan kecil tampak berharga dan harus dinikmati satu detik lebih lama
Lalu ada waktu berusaha menutup mata biar berhenti melihat kenyataan
Lalu yang selama ini selalu berusaha mengejar senja berubah menghindari senja, terburu buru menutup jendela dan korden setiap cahaya jingga itu muncul di beranda
Takut silau cahayanya menerobos masuk ke hati
Lalu setiap hari berharap senja cepat pergi jadi malam atau sekalian tak usah datang saja dibungkus hujan bersalju
Tapi hati ternyata tidak bisa ditutup seperti mudahnya mata, korden dan jendela ditutup
Ternyata perasaan padanya terlalu dalam dan sulit menghindar lagi
Di dunia bawah sadar hati terus bergerak dan bergerak hingga sulit tidur
Tidur pun tak lama, mimpi aneh, lalu bangun dengan sakit disana sini
Kemudian harus dikembalikannya semua kenyataan itu ke dunia sadar
Meninggalkan helai daun sakura yang selalu dirindukan, juga senja, angin, dan salju
Diiringi riuh penonton sepak bola dan kembang api
Terima kasih dua kali empat musim yang berwarna merah muda, jingga, dan putih
Tentu akan ingat selamanya
Tak ada lagi helai daun sakura ditimpa cahaya senja
Tinggal rel kereta yang berderu dua belas menit sekali
Tentu kepadanya harus diucapkan salam jumpa yang hangat
Biar diberinya cinta dan bahagia seperti helai daun sakura dan senja pernah memberi rasa yang sama
Sampai waktu yang tak pernah bisa ditentukan
Mungkin lama, pasti lama, harus lama
Harus
Jangan sampai ada luka, apalagi air mata :)

6 Februari 2016, dini hari jam 5 pagi :)
Nggak bisa tidur maklum baper :)